Al-Hadits

Dari Mush’ab bin Sa’id -seorang tabi’in- dari ayahnya, ia berkata,
“Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,

“Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa.” [ HR. Tirmidzi no. 2398, Ibnu Majah no. 4024, Ad Darimi no. 2783, Ahmad (1/185). Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 3402 mengatakan bahwa hadits ini shahih.]

"HIKMAH ADANYA KEMAKSIATAN DAN KEKUFURAN"


Pertanyaan.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin ditanya : "Tentang hikmah adanya berbagai kemaksiatan dan kekufuran ? "

Jawaban.
Terjadinya berbagai kemaksiatan dan kekufuran memiliki hikmah yang banyak, antara lain.

Pertama.
Menyempurnakan kalimat Allah Ta'ala, di mana Dia menjanjikan neraka untuk dipenuhinya. Allah berfirman.

"Artinya : Tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Rabb-mu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Rabb-mu telah ditetapkan : Sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka jahannam dengan jin dan manusia semuaya" [Hud : 118-119]

Kedua.
Menampakkan hikmah Allah Ta'ala dan kekuasan-Nya, di mana Dia membagi hamba-hamba-Nya menjadi dua golongan ; yang taat dan durhaka. Pembagian ini menjelaskan hikmah Allah Azza wa Jalla, keta'atan ada yang melakukannya dan merekalah ahlinya. Demikian pula kemaksiatan ada yang melakukannya dan merekalah ahlinya. Allah Ta'ala berfirman.

"Artinya : Allah lebih mengetahui di mana Dia meletakkan tugas kerasulan" [Al-An'am : 124]

Firman-Nya pula.

"Artinya : Dan orang-orang yang mendapat petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan kepada mereka balasan ketakwaannya" [Muhammad : 17]

Mereka inilah orang-orang yang ta'at. Dalam ayat lain Allah berfrman.

"Artinya : Dan adapun orang-orang yang dihati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka di samping kekafiran yang telah ada dan mereka mati dalam keadaan kafir" [At-Taubah : 125]

Firman-Nya lagi.

"Artinya : Maka ketika mereka berpaling, Allah palingkan hati mereka" [Ash-Shaf : 272]

Mereka inilah ahli maksiat.

Dengan pembagian di atas tampaklah kekuasaan Allah, tidak ada seorangpun yang menguasainya kecuali Allah sebagaimana firman-Nya.

"Artinya : Bukanlah kewajibanmu menunjuki mereka, akan tetapi Allah menunjuki siapa saja yang Dia kehendaki" [Al-Baqarah : 272]

Firman-Nya lagi.

"Artinya : Sesungguhnya kamu tidak dapat menunjuki orang yang kamu cintai, tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dia Maha Mengetahui siapa yang patut beroleh petunjuk" [Al-Qashas : 56]

Ketiga.
Menampakkan ni'mat Allah kepada orang yang ta'at karena keta'atannya ketika ia melihat kondisi ahli maksiat. Allah Ta'ala berfirman.

"Artinya : Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang beriman ketika Dia membangkitkan seorang rasul kepada mereka dari kalangan mereka sendiri, rasul itu membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka serta mengajarkan Al-Kitab dan hikmah kepada mereka. Dan sungguh mereka sebelum itu berada dalam kesesatan yang nyata" [Ali-Imran : 163]

Keempat.
Berlindungnya seorang hamba kepada Rabb-nya dengan do'a agar menjauhkan dirinya dari maksiat, da do'a merupakan ibadah kepada Allah Ta'ala.

Kelima.
Bahwasanya seorang hamba, apabila terjerumus kepada kemaksiatan dan memberi karunia kepadanya dengan taubat, niscaya bertambah dekat dirinya kepada Allah dan hatinya menjadi luluh. Boleh jadi sesudah taubat tadi ia memiliki kondisi yang lebih sempurna daripada sebelum melakukan kemaksiatan, misalnya dengan hilangnya sifat penipu dan ujub (sombong) serta munculnya kesadaran betapa butuhnya ia kepada Rabb-Nya.

Keenam.
Menegakkan jihad, memerintahkan yang ma'ruf dan mencegah yang munkar. Sebab kalau tidak ada kemaksiatan dan kekufuran, tidak mungkin ada jihad, tidak mungkin ada amar ma'ruf dan nahyi munkar dan masih banyak hukum-hukum serta kemaslahatan-kemaslahatan lainnya. Dan Allah senantiasa memiliki rencana dalam penciptannya.


[Disalin kitab Al-Qadha' wal Qadar edisi Indonesia Tanya Jawab Tentang Qadha dan Qadar, Penulis Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin', terbitan Pustaka At-Tibyan, penerjemah Abu Idris]



Mengapa Anak-Anak Suka Menangis?



Sering kali para orang tua mungkin akan berusaha sekuat tenaga untuk meredam atau menghentikan tangisan anak-anaknya. Apakah itu dengan di gendong, di kasih mainan, ataupun kadang di bentak. Tapi apakah anda menyadari hikmah yang tersembunyi dibalik tangisan anak itu?

Sekarang coba lihat hikmah mengapa anak-anak suka menangis, manfaat apa yang tersembunyi di balik itu! Para ahli medis dan ahli anatomi tubuh telah mengungkap kegunaan dan hikmah mengapa anak-anak suka menangis. Mereka berkata : Pada otak anak kecil terdapat cairan yang apabila terus mendekam dalam otak mereka akan menyebabkan kerusakan dan akibat yang buruk. Menangis dapat menyedot cairan dari otak mereka. Dengan begitu otak mereka akan kuat dan sehat.

Demikian pula menangis dan merengek dapat melegakan saluran pernapasannya dan membuka serta melancarkan saluran keringatnya. Dengan begitu urat syarafnya menjadi kuat. Sering kali kita lihat manfaat dan mashlahat menangis dan menjerit bagi anak kecil, biasanya menangis itu penyebabnya adalah rasa sakit yang mengganggu. Mungkin itu saja anda tidak tahu hikmahnya atau barangkali tidak pernah terlintas dalam benak anda. Begitulah, rasa sakit yang di derita anak kecil, tangisannya, sebab-sebabnya dan hikmah kegunaannya ternyata masih samar atas kebanyakan manusia. Mereka belum dapat memastikan apa hikmah dibalik itu, tiap-tiap orang mengemukakan pendapatnya masing-masing.

Tanda Kekuasaan Allah Pada Penciptaan Struktur Tubuh Manusia


Nah sekarang lihatlah sejenak, diri anda sendiri. Coba perhatikan hikmah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui pada penciptaan struktur tubuh manusia. Silahkan lihat alat panca indera anda lalu renungilah hikmah penempatan mata yang dengannya anda dapat melihat banyak hal. Allah menempatkannya di kepala laksana lampu mercusuar di atas menara sehingga dengan begitu engkau dapat melihat banyak perkara. Allah tidak menempatkannya pada anggota tubuh yang lain, seperi tangan atau kaki misalnya. Sebab tentunya akan mudah mendapatkan gangguan ketika sedang beraktifitas atau bergerak. Dan Allah tidak menempatkannya pada bagian tengah tubuh, misalnya di perut atau punggung, sehingga akan menyulitkanmu untuk menoleh dan melihat. Berhubung tidak ada tempat di anggota tubuh ini yang layak menjadi tempat mata maka satu-satunya tempat yang paling cocok adalah kepala. Kepala adalah tempat yang paling layak untuk mata dan yang paling indah. Kepala merupakan tempat bersemayamnya alat panca indera.

Kemudian coba perhatikan hikmah diciptakannya lima alat panca indera untuk menyeimbangi lima macam indera. Masing-masing indera difungsikan dengan alat khusus sehingga tidak satu pun indera yang tidak dijangkau oleh alat khusus tersebut. Alat penglihatan diciptakan untuk melihat, alat pendengaran disediakan untuk mendengar suara-suara, alat penciuman dan perasa diciptakan untuk mencium berbagai macam aroma dan mencicipi aneka macam rasa. Alat peraba diciptakan untuk meraba benda-benda. Setiap indera telah disediakan alat khusus untuknya. Sekiranya ada indera keenam selain yang diatas tadi niscaya Allah akan memberikan alat indera keenam untuk manusia. Berhubung selain itudapat ditangkap dengan batin maka Allah memberikan alat indera batin.

Itulah lima alat pengindera yang dikenal oleh masyarakat dengan sebutan 'lima untuk enam' yakni lima alat panca indera dan enam arah (depan, belakang, atas, bawah, kanan dan kiri). Maksudnya adalah alat panca indera itu membawa hati keseluruh penjuru dan arah. Seingga kelima alat panca inderanya itu dapat menjangkau keenam arah tersebut berkat ketajaman pikirannya.

“Hikmah Diberikannya Nikmat Ingatan dan Lupa yang Khusus Diberikan Kepada Umat Manusia”


Coba kita perhatikan ke-Maha Bijaksanaan Allah menciptakan ingatan dan lupa yang khusus diberikan bagi manusia. Banyak sekali hikmah yang tersembunyi dibalik itu, disamping banyak sekali mashlahatnya bagi umat manusia. Sebab, kalaulah bukan karena kekuatan ingatan dan daya hapal yang khusus diberikan kepada manusia niscaya semua urusan mereka akan kacau balau. Ia tidak akan tahu hak dan kewajibannya. Ia tidak akan tahu apa saja yang ia terima dan apa saja yang ia beri. Ia tidak akan tahu apa yang ia dengar dan apa yang lihat. Ia tidak akan tahu apa yang ia akan katakan dan tidak akan tahu apa yang dikatakan padanya. Ia tidak akan mengingat orang yang telah berbuat baik kepadanya. Dan tidak pula mengingat orang yang telah berbuat jahat kepadanya. Ia tidak akan mengenal orang yang bermu’amalah dengannya. Ia tidak akan mengetahui orang yang bermanfaat untuk dirinya dan harus didekatinya juga tidak pula mengetahui orang yang bisa mencelakakannya dan harus dijauhinya.

Kemudia ia tidak akan mengetahui jalan yang pernah ia lalui sebelumnya meskipun ia telah melaluinya berulang kali. Ia tidak akan mengetahui ilmu meskipun ia mempelajarinya sepanjang umurnya. Pengalaman yang telah dilaluinya tidak bermanfaat baginya. Ia tidak bisa mengambil pelajaran dari masa lalunya. Bahkan kemungkinan besar ia akan terlepas dari sifat-sifat insani.

Coba perhatikan manfaat yang sangat besar itu bagi dirimu. Coba renungi satu saja dari perkara tersebut, apalagi bila direnungi seluruhnya !

Salah satu nikmat yang sangat besar yang diberikan Allah atas umat manusia adalah nikmat lupa. Sebab, kalau manusia tidak lupa tentu ia tidak akan bisa terhibur dan tidak akan bisa terlepas dari kesedihan. Ia tidak akan terhibur dari musibah. Ia tentu tidak bisa menghilangkan kesedihan. Ia tidak akan bisa melepaskan kedengkian. Ia tidak akan bisa menikmati kelezatan dunia karena selalu ingat musibah-musibah. Tentu ia tidak akan bisa melupakan musuhnya dan tidak akan bisa melupakan balasan dari orang yang hasad atas dirinya.

Cobalah perhatikan nikmat Allah pada penciptaan daya hapal dan lupa ini. Padahal keduanya sangat kontradiktif. Dan masing-masing dari kedua hal tersebut memiliki mashlahat tersendiri.